Minggu, 22 Mei 2016

Promosi Kesehatan Tentang Penyakit ISPA

Pengertian ISPA

Infeksi saluran pernapasan akut atau sering disebut sebagai ISPA adalah terjadinya infeksi yang parah pada bagian sinus, tenggorokan, saluran udara, atau paru-paru. Infeksi yang terjadi lebih sering disebabkan oleh virus meski bakteri juga bisa menyebabkan kondisi ini.

Kondisi ini menyebabkan fungsi pernapasan menjadi terganggu. Jika tidak segera ditangani, ISPA dapat menyebar ke seluruh sistem pernapasan tubuh. Tubuh tidak bisa mendapatkan cukup oksigen karena infeksi yang terjadi dan kondisi ini bisa berakibat fatal, bahkan mungkin mematikan.
ISPA-Alodokter
ISPA harus dianggap sebagai kondisi darurat, jika mencurigai terjadinya serangan ISPA, segera cari bantuan medis. Kondisi ini berpotensi menyebar dari orang ke orang. Bagi yang mengalami kelainan sistem kekebalan tubuh dan juga orang yang lanjut usia akan lebih mudah terserang penyakit ini. Terlebih lagi pada anak-anak, di mana sistem kekebalan tubuh mereka belum terbentuk sepenuhnya.
Seseorang bisa tertular infeksi saluran pernapasan akut ketika orang tersebut menghirup udara yang mengandung virus atau bakteri. Virus atau bakteri ini dikeluarkan oleh penderita infeksi saluran pernapasan melalui bersin atau ketika batuk.
Selain itu, cairan mengandung virus atau bakteri yang menempel pada permukaan benda bisa menular ke orang lain saat mereka menyentuhnya. Ini disebut sebagai penularan secara tidak langsung. Untuk menghindari penyebaran virus maupun bakteri, sebaiknya mencuci tangan secara teratur terutama setelah Anda melakukan aktivitas di tempat umum.

Gejala yang Muncul Akibat ISPA

ISPA akan menimbulkan gejala yang terutama terjadi pada hidung dan paru-paru. Beberapa gejalanya antara lain:
  • Hidung tersumbat atau berair.
  • Para-paru terasa terhambat.
  • Batuk-batuk dan tenggorokan terasa sakit.
  • Kerap merasa kelelahan.
  • Tubuh merasa sakit.
Apabila ISPA bertambah parah, gejala yang lebih serius akan muncul, seperti:
  • Kesulitan bernapas.
  • Demam tinggi dan menggigil.
  • Tingkat oksigen dalam darah rendah.
  • Kesadaran yang menurun dan bahkan pingsan.

 Penyebab ISPA

Berikut ini adalah beberapa mikroorganisme penyebab munculnya ISPA yang sudah diketahui.
  • Adenovirus. Gangguan pernapasan seperti pilek, bronkitis, dan pneumonia bisa disebabkan oleh virus ini yang memiliki lebih dari 50 jenis.
  • Rhinovirus. Ini adalah jenis virus yang menyebabkan pilek. Tapi pada anak kecil dan orang dengan sistem kekebalan yang lemah, pilek biasa bisa berubah menjadi ISPA pada tahap yang serius.
  • Pneumokokus. Ini adalah jenis bakteri yang menyebabkan meningitis. Tapi bakteri ini bisa memicu gangguan pernapasan lain, seperti halnya pneumonia.
Sistem kekebalan tubuh seseorang sangat berpengaruh dalam melawan infeksi virus maupun bakteri terhadap tubuh manusia. Risiko seseorang mengalami infeksi akan meningkat ketika kekebalan tubuh lemah. Hal ini cenderung terjadi pada anak-anak dan orang yang lebih tua. Atau siapa pun yang memiliki penyakit atau kelainan dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
ISPA sendiri akan lebih mudah menjangkiti orang yang menderita penyakit jantung atau memiliki gangguan dengan paru-parunya. Perokok juga berisiko tinggi terkena infeksi saluran pernapasan akut dan cenderung lebih sulit untuk pulih dari kondisi ini.

Cara Mendiagnosis ISPA

Untuk mendiagnosis ISPA, dokter akan memeriksa sistem pernapasan Anda. Suara napas Anda akan diperiksa untuk mengetahui apakah ada penumpukan cairan atau terjadinya peradangan pada paru-paru. Hidung dan tenggorokan juga akan diperiksa.
Pemeriksaan dengan CT scan dan X-ray mungkin diperlukan apabila ISPA yang diderita sudah memasuki tahap lanjutan. Kondisi paru-paru Anda akan diamati dengan kedua prosedur di atas.
Prosedur tes fungsi paru-paru dilakukan untuk melihat seberapa jauh pernapasan pasien terganggu dan perkembangan kondisinya. Untuk memeriksa seberapa banyak oksigen yang masuk ke paru-paru, prosedur oksimetri nadi dapat dilakukan. Sedangkan untuk menentukan jenis virus penyebab ISPA, sampel dahak akan diambil untuk diteliti di laboratorium.

Pengobatan yang Dilakukan pada ISPA

Belum ada obat yang efektif membunuh kebanyakan virus yang menyerang manusia. Pengobatan yang dilakukan biasanya hanya untuk meredakan gejala yang muncul akibat infeksi virus.
Apabila infeksi yang terjadi disebabkan oleh bakteri, serangkaian tes akan dilakukan untuk mengetahui jenis bakteri. Setelah itu, dokter bisa menentukan antibiotik yang paling tepat untuk membasmi bakteri penyebab infeksi.
Komplikasi yang terjadi akibat ISPA sangat serius dan bisa berakibat fatal atau mematikan jika dibiarkan. Komplikasi yang sering kali terjadi bersamaan dengan ISPA adalah gagal napas dan gagal jantung kongestif.

Mewaspadai ISPA

Pencegahan adalah cara terbaik dalam menangani ISPA. Berikut ini adalah beberapa pola hidup higienis yang bisa dilakukan sebagai tindakan pencegahan.
  • Mencuci tangan secara teratur terutama setelah beraktivitas di tempat umum.
  • Hindari menyentuh bagian wajah, terutama mulut, hidung, dan mata, agar Anda terlindung dari penyebaran virus dan bakteri.
  • Perbanyak mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin terutama vitamin C. Vitamin sangat membantu dalam meningkatkan dan menjaga sistem kekebalan tubuh Anda.
  • Hindari merokok.
  • Ketika Anda bersin, pastikan menutupnya dengan tisu atau tangan. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit yang bisa menular kepada orang lain.

Promosi Kesehatan TPM ( Tempat Pengolahan Makanan )

Syarat Sanitasi Makanan


Syarat Sanitasi Makanan. Sanitasi makanan adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan  kegiatannya kepada usaha kebersihan dan kesehatan dan keutuhan makanan itu sendiri, sedangkan yang dimaksud dengan kualitas makanan adalah segala sesuatu yang ada hubungannya secara langsung dengan nilai atau mutu makanan antara lain, Tidak busuk, Tidak beracun, Tidak bau, Mempunyai nilai gizi, Tidak mengandung kuman penyakit, Tidak membahayakan kesehatan.
Adapun Syarat- syarat sanitasi makanan yang perlu diperhatikan adalah , Bahan makanan dan minuman yang bersih, segar, dan sehat, proses pembuatan hidangan oleh koki secara khusus, bahan dan campuran bahan secara benar, pembuatan hidangan makanan dan minuman yang sesuai dengan standar processing, penyediaan dan penyimpanan makanan harus di tempat yang aman dari pencemaran, dapur yang bersih dan teratur atau terawat, peralatan dan perlengkapan yang bersih dan sanitair, tenaga pengolah dan penjamah yang bersih. 
1. Cara Pengolahan Makanan
Dalam hal sanitasi pengolahan makanan (food processing sanitation) maka ada hal-hal pokok yang perlu diperhatikan yaitu:
a.    Tenaga pengolah dan penjamah makanan.
Penjamah makanan adalah tenaga yang menjamah makanan baik dalam mempersiapkan, mengolah, menyimpan, serta mengangkut maupun menyajikan makanan. Dengan demikian perlu adanya syarat-syarat bagi seorang penjamah makanan yaitu sebagai berikut:
1)   Seorang penjamah makanan mengetahui hygiene perorangan yang terdiri dari: Kebersihan panca indra (mulut, hidung, serta tenggorokan, dan  telinga), kebersihan kulit, kebersihan rambut, kebersihan pakaian kerja.
2)   Harus berbadasehat, dengan mempunyai surat keterangan kesehatan.
3)   Memiliki pengetahuan tentang hygiene perorangan dan sanitasi makanan.

b. Cara pengolah makanan.
 1)   Cara-cara penjamah yang baik.
 2)   Nilai nutrisi/gizi yang memenuhi syarat.
 3)   Menerapkan dasar-dasar hygiene & sanitasi makanan. 4)  Menetapkan dasar-dasar personal hygiene dan perilaku yang baik bagi para pengolahnya.
 5)  Melarang para petugas yang sakit/berpenyakit/luka-luka untuk bekerja sebagai pengolah hidangan.
Kontaminasi terhadap makanan oleh peralatan, penjamah makanan dan proses penanganannya harus dihindari selama pengolahan makanan, baik dalam mencuci, meracik maupun memasak. Dalam mencuci bahan makanan perlu diperhatikan: air pencuci, cara mencuci, alat pencuci.
 c. Tempat pengolah makanan.
Tempat pengolahan makanan atau sering disebut dapur harus memenuhi syarat- syarat  sebagai berikut:
1)        Lantai
Lantai harus dibuat dari bahan yang kedap air, mudah dibersihkan, tahan akan kerusakan dan korosi, semua sudut-sudut antara lantai dan dinding harus harus melengkung bulat untuk memudahkan pembersihannya dan menghindari tempat bernaungnya bekas-bekas buangan dapur lantai tidak licin dan selalu dalam keadaan bersih, terpelihara sebelum dan sesudah kegiatan.
2)      Dinding
Permukaan dinding harus rata, halus dan mudah dibersihkan, dinding yang selalu menerima kelembaban atau percikan air harus kedap air dan atau dilapisi dengan porselen  setinggi 2 meter dari lantai.
3)      Ventilasi
Ventilasi harus cukup untuk memelihara kenyamanan dan mencegah udara yang melampaui panas, menghilangkan bau tidak enak, asap, dan udara kotor, bilamana ventilasi alam tidak efektif dapat dibantu dengan ventilasi buatan dengan cara mengalirkan udara bersih secukupnya dan mengeluarkan udara kotor. 
4)      Pembuangan asap
Dapur harus dilengkapi dengan pengumpul asap dan cerobong. Pengumpul asap dilengkapi dengan saluran lemak/minyak dan menyedot asap untuk keluar melalui cerobong, pengeluaran asap melalui cerobang harus lancar dan tidak mengganggu masyarakat disekitarnya.
5)      Harus ada persediaan air yang cukup dan memenuhi persyaratan kesehatan.
6)      Harus tersedia tempat sampah yang memenuhi syarat kesehatan.
7)      Harus ada syarat pembuangan air bekas yang memenuhi syarat kesehatan.
8)      Tersedia tempat/bak pencucian tangan dan alat-alat dapur.
9)      Terlindung dari serangga dan tikus.
10)    Semua lubang ventilasi atau lubang hawa harus ditutup/ dipasang kawat kasa.

d. Perlengkapan/ peralatan dalam pengolahan makanan.
Syarat-syarat alat-alat pengolah:
    1)   Terbuat dari bahan yang tidak membahayakan.
    2)   Mudah dibersihkan.
    3)   Tahan terhadap panas.

2. Cara Pengangkutan Makanan
Makanan yang berasal dari tempat pengolahan memerlukan pengangkutan untuk disimpan dan disajikan. Baik atau buruknya pengangkutan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a.    Tempat/alat pengangkut.
b.   Tenaga pengangkut.
c.    Teknik/cara pengangkut.

Syarat-syarat pengangkutan makanan yang memenuhi aturan sanitasi adalah:
1)   Alat atau tempat pengangkutan harus bersih.
2)   Cara pengangkutan harus benar dan tidak terjadi pengotoran selama pengangkutan.
3)  Pengangkutan makanan dari jenis makanan yang langsung dapat dimakan (tidak terbungkus) harus ditempatkan dalam suatu wadah tertutup.
4) Pengangkutan makanan yang melewati daerah-daerah atau tempat-tempat yang kotor dan yang mudah terkontaminasi makanan harus dihindari.
5) Cara pengangkutan makanan harus dilakukan mengambil jalan yang singkat, pendek dan yang paling dekat.

3.  Cara Penyimpanan Makanan
Kualitas makanan yang telah diolah sangat dipengaruhi suatu metode atau cara penyimpanan makanan dan suhu. Selain itu hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan makanan adalah:
a.    Makanan yang tersimpan harus tertutup.
b.   Tempat yang digunakan untuk menyimpan makanan sebelumnya harus dibersihkan.
c.    Tempat penyimpanan makanan harus jauh dari saluran pembuangan air kotor. 
d.   Aman terhindar dari adanya pengotoran.

4.  Cara Penyajian Makanan
Ruang lingkup penyajian makanan meliputi:
a.    Tempat penyaji
1)   Lantai terbuat dari bahan-bahan yang kedap air dan mudah dibersihkan.
2)   Dinding dan langit-langit terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan tidak memungkinkan untuk dijadikan bersarang dan berkembangbiaknya serangga, termasuk lawa-lawa.
3)   Tersedia tempat untuk mencuci tangan.
4)   Pintu dan jendela yang tidak memungkinkan masuknya serangga.
5)   Membersihkan ruangan/tempat penyajian harus dilakukan setiap saat sebelum dan sesudah digunakan.
b.    Alat penyaji
1)   Alat-alat hendaknya ditempatkan dan disimpan dengan fasilitas pembersih.
2)   Permukaan alat-alat yang berhubungan langsung dengan makanan hendaknya terlindung dari pencemaran baik oleh konsumen maupun benda perantara lainnya.
3)   Kebersihan alat-alat harus terjamin.
c.    Tenaga penyaji
Prinsip pokok yang terakhir ialah cara penyajian yang harus pula memenuhi syarat sanitasi sebagai berikut:
1)   Memperhatikan kebersihan individu atau perorangan dari tenaga penyaji, yaitu : Penampilan yang baik, pakaian yang bersih dan rapi (appearence), kesehatan badan, kebersihan rambut, kuku, tangan, gigi, dan telinga.

2) Melaksanakan teknik-teknik pelayanan dan penyajian yang baik dan benar, antara lain: Sopan santun, ramah tamah, nyaman dan menyenangkan (happiness), cara memegang peralatan, cara penyajian. 

Demikian ulasan tentang Syarat Sanitasi Makanan. Semoga Bermanfaat.